Menikah Muda

0
          Menikah di usia muda, apalagi belum selesai menempuh studi bukanlah keputusan yang diambil tanpa resik. Tapi, pada kenyataannya Tuhan membimbing penaku untuk menuliskan cerita pernikahan di usiaku yang masih 22 tahun. Mungkin, bagi sebagian orang usia ketika aku menikah merupakan usia yang awam untuk menikah bagi seorang perempuan. Malah, banyak yang sudah menikah di usia yang lebih belia dibandingkan diriku. Tetapi, bagiku sendiri, menikah di usia 22 masih bisa dibilang nikah muda. bagaimana tidak? Masih sedikit jelas di ingatanku, aku menulis ingin menikah di usia 25 tahunan karena masih banyak yang ingin kulakukan. Aku harus menyelesaikan S2, bekerja, jalan-jalan, dan aku mencintai kebebasanku.

         Pada awalnya aku hanya bercanda mengatakan ingin menikah di  tahun 2015 pada laki-lakiku, eh memang Tuhan tidak pernah tidur. Apa yang kukatakan, Tuhan mengabulkan. 6 Oktober 2015 pada akhirnya Tuhan memperlihatkan padaku siapa teman hidupku yang sejatinya. Kami menikah dalam limpahan kebahagiaan dan doa dari keluarga dan sahabat. Dan hingga kini pun, rasanya masih sedikit tidak percaya, bahwa aku telah menjadi seorang istri.
           Menikah itu membahagiakan, dan tentu saja butuh penyesuaian. Meskipun kami telah berpacaran sebelumnya, tapi tetap saja bertemu saat-saat tertentu akan berbeda dengan hidup bersama selama 7 hari 24 jam seminggu :D. Banyak yang kukeluhkan dan banyak pula yang ia keluhkan. Kebiasaan-kebiasaan kecil yang kadang memicu pertengkaran kecil, tapi bukankah pertengkaran adalah tanda masih adanya perhatian? :)
          Meski sekarang, sebagai perempuan yang dididik dengan demokratis oleh orang tuaku terkadang aku merasa terkekang. Tak sebebas burung mengepakkan sayap menyusuri dunia, tapi setidaknya aku bersyukur suamiku adalah sosok yang tak tega melihat sayapku gemetar karena kurang sinar matahari. Meskipun tak sesering dulu, aku tetap bisa menikmati indahnya pesona pelosok negeri bersama patner hidupku. juga bersama sahabat-sahabatku. karena menikah muda juga memberiku kesempatan lebih awal untuk mengubah sifat-sifat burukku. :p

nyanyi sarjana muda

1
Malam ini kudengar nyanyi sunyi dari deru motor di depan gang Malang
Dalam sunyi yang mengalirkan keringat dingin pada mata penderita insomnia
Di keganjilan lewat tengah malam,bayangan-bayangan
Bersliweran.
Tentang kisah tangan yang meraba kerisauan
Setelah berakhir balada derita mahasiswa
Ketika sarjana bukan lagi soal wacana
Dan ia melihat kolam biru gelap

Pentas teater, selamat menyaksikan :)

0

Pesan dari Kejauhan

0
Aku telah membuka mata, bahwa cinta memang takkan pernah bisa dihapuskan. tapi, ketika kita merasa lelah mencintai, kita akan terjatuh pada cinta yang lain.  kalimat 'cinta tidak harus memiliki' adalah milik mereka, para pecinta yang telah berputus asa. cinta tak akan pernah bisa terlepas dari ego untuk memiliki, karena cinta membuat seseorang selalu ingin merasa dekat dengan kekasihnya. mengikhlaskan juga bukanlah pilihan yang terbaik ketika cinta telah menggoreskan luka. karena betapapun sakitnya, bertahan adalah cara terbaik sebelum cinta menyuruh kita pergi. 
Aku memang bukan petualang cinta, kisah cintaku tak ada yang terlampau istimewa seperti kisah Ainun-Habibie. Tapi, aku ingin sedikit berbagi,
Read More

Bersama Laju Malioboro Express

0
Yang menyenangkan dari naik kereta itu, bebas polusi dan asap, bebas macet, dan kalau perjalananya masih dengan matahari, jalan sepanjang Blitar-Jogja itu indah sekali! Hamparan sawah, rumah-rumah kerdil di sekitar Madiun, mengingatkanku untuk pandai bersyukur. Tuhan menciptakan kita dengan segala takdirnya, kaya dan tidak. Allah menitipkan hidup pada kita untuk dinikmati dan tetap pada jalannya.

Read More