contoh analisis tindak tutur (speech act)

0
ANALISIS KORPUS DATA LISAN


A: Ga, ndek ndi obate? (1)
(Ga, obatnya dimana?)
    Pada (1) merupakan tindak tutur ilokusi direktif meminta informasi. Yaitu A meminta infomasi pada B tentang letak obat.
B: Ndek duwur lemariku, Mbak.(2)
(Di atas lemariku, Mbak.)
    Pada (2) merupakan tindak tutur ilokusi representatif berupa pemberian informasi (jawaban) oleh B atas pertanyaan A tentang letak obat. B memberikan informasi pada A bahwa obat terletak di atas lemari B.
A: Aku njaluk yo?(3)
(Aku minta ya?)
    (3) merupakan tindak tutur ilokusi direktif meminta persetujuan. A meminta persetujuan untuk memakai obat B.
B: Iyo, Mbak. Perih lo tapi rasane.(4)
(Iya, Mbak. Tapi rasanya perih lo.)
    (4) merupakan tindak tutur representatif berupa persetujuan. B menyetujui jika A akan menggunakan obatnya. Kemudian B melakukan tindak tutur ilokusi representatif yang berupa pemberian pernyataan bahwa obat itu akan menimbulkan rasa perih jika digunakan.
A: Bene wes, njajal. Mripatku loro iki sing kiri.(5)  
(Biar aja, nyoba. Mataku yang kiri sakit.)
    (5) merupakan tindak tutur ilokusi komisif yaitu mengusulkan. A mengusulkan agar dirinya sendiri mencoba untuk menggunakan obat B. Kemudian A mengeluh bahwa matanya yang kiri sakit kepada B yang merupakan tindak tutur ilokusi representatif pengeluhan.
B: Ok. Kon netesne Titi ae lo, Mbak.(6)
(Ok. Kon netesne Titi aja, Mbak.)
    (6) merupakan tindak tutur representatif berupa persetujuan. B menyetujui kemauan A untuk menggunakan obatnya. Kemudian B melakukan tindak tutur lokusi. Tindakan menetesi dalam kalimat ini mengarah pada orang ketiga, Titi.
A: ok, suwun yo.(7)
(Ok, makasih ya.)
    Pada (7) terdapat tindak tutur ilokusi ekspesif berterimakasih. A menunjukkan sikap psikologisnya yang berupa rasa terima kasih pada B.
C: Ga, piye kae?(8)
(Ga, gimana itu?)
    (8) merupakan tindak tutur ilokusi representatif pengeluhan. C mengeluh pada B tentang apa yang sedang terjadi.
B: Opo lo, Ti?(9)
(Apa lo Ti?)
    (9) merupakan tindak tutur ilokusi direktif meminta informasi. B meminta penjelasan C tentang apa yang sedang terjadi.
C: Mbak Eva bengok-bengok perih. Deloken ndek kamar yo!(10)
(Mbak Eva teriak-teriak perih. Lihat di kamar yuk!)
    Pada (8) C memberikan informasi pada B bahwa A berteriak-teriah perih yang merupakan tindak tutur ilokusi representatif pelaporan. Kemudian C melakukan tindak tutur ilokusi komisif mengusulkan agar B&C melihat keadaan A di kamar.
B: hahaha, ayo.(11)
    (11) merupakan tindak tutur representatif berupa persetujuan. B menyetujui usul C untuk melihat A di kamar.
C: piye Mbak Ev? Wes iso melek?(12)
(Gimana Mbak Ev? Udah bisa melek?)
    (12) merupakan tindak tutur ilokusi ekspresif belasungkawa. C mengekspresikan sikap psikologisnya pada  A yang berupa rasa ikut prihatin.
A: perih Ti gawe melek.(13)
(Perih Ti buat melek.)
    (13) merupakan tindak tutur ilokusi representatif pengeluhan. A mengeluh pada C bahwa matanya sakit buat melek.
B: aku kan wes ngomong perih, Mbak. Nggak ngapusi ta.(14)
(Aku kan udah ngomong kalau perih. Nggak bohong kan.)
    (14) merupakan tindak tutur ilokusi deklarasi memantapkan. B memantapkan/membenarkan bahwa obat itu akan menimbulkan rasa perih seperti yang dirasakan oleh A.
A: Asem ok Ga awakmu. Perih banget ki.(15)
(Asem, Ga kamu. Perih banget nih.)
    (15) merupakan tindak tutur ilokusi ekspresif mengeluh. A menunjukkan kondisi psikologisnya yang memunculkan keluhan pada B.
C: obat opo sih Ga sing digawe kui?(16)
(Obat apa sih Ga yang dipakai itu?)
    (16) merupakan tindak tutur ilokusi direktif meminta informasi. C meminta informasi tentang obat yang dipakai A kepada B.
B:Propolis, Ti. Gawe ngobati mripate Mbak Eva, ben  awake dewe ketularan.(17)
(Propolis, Ti. Buat ngobati matanya Mbak Eva, biar kita nggak ketularan.)
    (17) merupakan tindak tutur ilokusi representatif memberikan informasi. B memberikan informasi kepada C tentang obat itu.
C: la kok sampai bengok-bengok ilo?(18)
(La kok sampai teriak-teriak?)
    (18) merupakan tindak tutur ilokusi direktif meminta konfirmasi. C meminta penjelasan kepada A&B kenapa efek dari obat bisa membuat A sampai berteriak-teriak.
A: perih banget, Ti. Mari iki awakmu sing njajal yo!(19)
(Perih banget, Ti. Habis ini kamu yang nyoba ya!)
    (19) A memberikan pernyataan kepada C bahwa setelah memakai obat itu rasanya matanya perih yang merupakan tindak tutur ilokusi representatif memberi pernyataan. Kemudian A melakukan tindak tutur ilokusi direktif menyuruh. A menyuruh C untuk mencoba memakai obat itu.
B: kan wi cara kerjane detoksifikasi. Dadi, racun-racune metu ngko. Deloken wi ndek tissune.(20)
(Kan cara kerjanya detoksifikasi. Jadi, racun-racunnya keluar nanti. Lihat tuh di tissunya.)
    (20)  merupakan tindak tutur ilokusi deklarasi memberi alasan. B memberikan konfirmasi atas pertanyaan C dengan memberikan alasan. Kemudian B melakukan tindak tutur ilokusi direktif  menyuruh. B menyuruh C untuk melihat tissu.
C: iyo sih, Ve. Regete metu ki.(21)
(Iya sih, Ve. Kotorannya keluar nih.)
    (21) merupakan tindak tutur ilokusi deklarasi memantapkan. C membenarkan pernyataan A.
B: pirang tetes wi mau lek netesi?(22)
(Tadi ditetesi berapa tetes?)
    (22)  merupakan tindak tutur ilokusi direktif meminta informasi. B meminta informasi kepada A&C tentang jumlah tetesan obat pada A.
C: siji, sing kiri tok jikan. (23)
(Satu, yang kiri aja masihan.)
    (23) merupakan tindak tutur ilokusi representatif memberi informasi. C menginformasikan pada B bahwa hanya satu tetes yang digunakan pada A.
B: wayae 2 tetes lo. Ditetesi maneh ye, Mbak?(24)
(Harusnya 2 tetes. Ditetesi lagi ya, Mbak?)
    (24) merupakan tindak tutur ilokusi representatif memberi konfirmasi. B memberikan konfirmasi mengenai jumlah yang seharusnya diteteskan pada A. Kemudian B melakukan tindak tutur representatif memberi saran pada A untuk menetesi sesuai takaran yang seharusnya.
A: emoh. Perih banget.(25)
(Nggak mau. Perih banget.)
    (25)  A menolak saran dari B untuk menetesi lagi matanya yang merupakan tindak tutur ilokusi representatif menolak saran.
B: Iyo, tapi ben mari, Mbak.(26)
(Iya, tapi biar sembuh, Mbak.)
    (26) merupakan tindak tutur ilokusi deklarasi menetapkan. B menetapkan hal itu harus dilakukan untuk kesembuhan A.

0 komentar: